DesaKasongan merupakan sentra industri kerajinan gerabah.Kawasan ini merupakan wilayah pemukiman para pembuat barang-barang kerajinan berupa perabotan dapur dan juga beraneka macam barang-barang sejenisnya yang sebagian besar menggunakan tanah liat sebagai bahan baku.Dahulu, pembuatan gerabah di desa ini terbatas untuk peralatan keperluan Selainitu, kegiatan ekonomi yang dilakukan otomatis tidak akan bergerak. Dengan tidak adanya pemasaran, maka akan membawa akibat yang cukup fatal bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan dari barang yang diperolehnya, sehingga akan mengalami kerugian. "Kasongan merupakan sentra industri gerabah yang cukup besar di Indonesia. Dewasaini penggunaan kayu bakar tidak hanya untuk kepentingan rumah tangga tapi juga industri seperti industri gerabah Kasongan. Kayu bakar merupakan salah satu sumber energi altematif pengganti minyak bumi yang harganya semakin mahal. 10.0 selain itu dibantu juga dengan software Microsoft Excel. Hasil penelitian dan perhitungan PADAINDUSTRI GERABAH ( Studi Kasus Pada Sentra Industri Gerabah Kasongan di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantu], Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh Nimr Ardhanianto Ir. Djuwadi MS. 2 Kayu Bakar merupakan salah satu sumber energi yang paling tua dan paling dikenal oleh manusia. Dewasa ini penggunaan kayu bakar tidak hanya . Gerbang Kasongan. - Istimewa/Pemkab Bantul BANTUL — Sentra industri gerabah Kasongan resmi didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenkumham RI demi mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis IG.Kepala Bidang Perindustrian Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan DKUKMPP, Tunik Wusri Arliani mengatakan bahwa dengan terdaftar dalam IG, maka jenama Kasongan sebagai sentra industri gerabah dapat terdongkrak. Melalui hal tersebut diharapkan Kasongan menjadi destinasi wajib bagi wisatawan atau buyer mancanegara. “Kalau saya dapat memberikan contoh itu persis ketika kami akan mendaftarkan hak paten suatu produk. Nah, khusus Kasongan ini itu prinsipnya sama. Mereka akan didaftarkan hak patennya tetapi dari sisi kewilayahan. Awalnya itu ada kelompok di sana yang ingin mendaftarkan wilayahnya bahwa Kasongan itu merupakan sentra kerajinan gerabah yang resmi terdaftar di Kemenkumham,” kata Tunik, Jumat 10/3/2023.Kata Tunik pendaftaran tersebut telah dilakukan. Proses hingga mendapat legalitas, katanya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Terangnya, pekan depan pihak Kemenkumham akan datang ke Kasongan untuk melakukan asesmen.“Kemenkumham mau datang untuk melakukan asesmen apakah Kasongan memenuhi syarat untuk didata sebagai kekayaan intelektual geografis. Kami menjembatani mereka dengan Kemenkumham. Tentu kami mendukung upaya mereka untuk mendaftarkan kekayaan intelektual geografis,” JUGA Piknik ke Bantul, Jangan Lupa Belanja Gerabah di KasonganTunik menambahkan bahwa dia berharap tidak hanya Kasongan yang didaftarkan untuk mendapat kekayaan intelektual geografis, namun juga kawasan sentra industri lain seperti sentra kerajinan kulit lain pihak, Dosen Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jakarta, Dyah Permata Budi Asri, yang mendampingi proses pendaftaran IG menjelaskan bahwa indikasi geografis merupakan simbol yang menampakkan ciri khas suatu daerah tertentu.“Jadi indikasi geografis atau IG itu jadi satu dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Bedanya itu kalau merek tidak memunculkan nama wilayah, sementara IG itu memunculkan wilayah asal,” kata Dyah ditemui di DKUKMPP pada begitu, kata Dyah, Kasongan akan memiliki sertifikasi IG yang akan memberikan manfaat bukan hanya Kasongan namun juga Kabupaten Bantul. Tambahnya, pengajuan IG tersebut telah dilakukan sejak 2019 dan sekarang masuk dalam tahap Dyah gerabah asal Kasongan akan mudah diklaim kepemilikannya apabila tidak memiliki IG. Padahal gerabah Kasongan memiliki sejarah panjang termasuk di dalamnya kebudayaan.“IG itu juga digunakan untuk nguri-uri kebudayaan. Karena begitu budaya hilang, makan IG akan dicabut. Perlindungan IG itu bisa selamanya asal ada tiga syarat yang telah dipenuhi seperti kerajinannya masih dipelihara, ciri khas tetap dijaga, dan memiliki nilai ekonomi,” itu, salah satu pengrajin gerabah Kasongan, Bugimin mengatakan bahwa kekhasan gerabah Kasongan daripada gerabah di wilayah atau negara lain adalah sistem tempel. “Kami akan tetap mempertahankan sistem tempel tersebut, sehingga akan menjadi ciri khas gerabah Kasongan. Nah, pengajuan IG ini itu awalnya dari Koperasi Setyo Bawono,” kata Bugimin ditemui di satu hal yang mendesak para pengrajin gerabah Kasongan untuk mendaftarkan IG adalah ancaman klaim gerabah oleh pihak lain. Padahal terdapat sekitar 400 pengrajin gerabah di Kasongan dengan perputaran uang per bulannya mencapai miliaran rupiah. BACA JUGA Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Profil Sentra Industri Kecil di Kabupaten Bantul Gerabah A. Latar Belakang Sejarah Kyai Song merupakan cikal bakal nama Kasongan, pada tahun 1675-1765 beliau merupakan salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang telah mencoba mengembangkan pembuatan gerabah khususnya barang tembikar dengan jenis yang dihasilkan masih terbatas pada perkakas dapur cobek, cuwu, belangan, dll. Kemudian pada tahun 1875-1885 oleh generasi Mbah Jembuh dikembangkan produk hiasan dinding berbentuk kepala binatang kerbau, kambing, rusa, dll yang selanjutnya berkembang kearah produk celengan berbentuk binatang ayam, katak, dll serta berbetnuk buah-buahan waluh, semangka, dsb yang pada masa itu seiring dengan beredarnya uang logam. Pada tahun 1825 berkembang menjadi jenis angko dipelopori oleh Mbah Rono dan Mbah Giyah yang kemudian diteruskan oleh Mbah Harta serta Mbah Josentono dengan mengembangkan produk jenis vas bunga, pot dan terus berkembang kearah seni mulai tahun 1867 setelah dapat sentuhan pembinaan oleh Ir. Dra. Suliantoro Soelaiman. Produk-produk dengan motif binatang berornamen tempel dikembangkan oleh Saptono Hudoyo pada tahun 1971. Produk spesifik gerabah Kasongan seperti guci mulai berkembang tahun 1986. Berbagai sentuhan dorongan dan pembinaan dari pemerintah dan swasta serta didukung keuletan masyarakat pengrajin gerabah di Kasongan telah dapat menghantar ke perubahan memasuki pasar nasional dan ekspor secara komersial di Kasongan mulai tahun 1987 sampai sekarang tidak kurang dari 12 negara yang menjadi tujuan ekspor. B. Bahan Baku dan Proses Produksi Bahan baku gerabah Kasongan memanfaatkan bahan baku golongan C berupa tanah liat dan pasir halus yaitu Jenis tanah liat merah berasal dari sekitar Kasongan Bantul lokal, Kabupaten Sleman Godean, Pacitan dan Kebumen. Jenis tanah liat putih berasal dari Malang dan Jawa Barat Proses produksi pembuatan keramik adalah sebagai berikut Persiapan dan penimbangan bahan baku tanah liat. Penggilingan dan pencampuran dengan air secukupnya. Penyaringan dengan direndam selama lebih kurang 1-2 hari. Pencetakan sesuai dengan bentuk dan desain yang diinginkan. Pembakaran pertama. Pemberian warna dan corak yang diperlukan dan pengglasiran. Pengeringan finishing. Pembakaran kedua. Sortasi barang. C. Jenis Produk Produk-produk yang dihasilkan di Sentra Industri Gerabah Kasongan meliputi Vas Bunga berbagai ukuran. Pot bunga/tanaman bentuk anggur, dudung, gulung. Guci/bejana gores, terawang, naga. Tempat duduk dan meja bundar, segi enam, kendang. Tempat payung. Motif patung asman, roro blonyo, binatang, dll. Asbak Bahan bangunan wuwung maputo, jago relief, dll. Souvenir macam-macam koin, angsa, dll. Dan lain sebagainya. D. Pemasaran Gerabah Kasongan Lokal hambir semua kota besar di Pulau Jawa dan Bali Eksportir Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Surabaya dan Bali Luar Negeri Australia, USA, Belanda, Swiss, Kanada, Spanyol, Italia, Guam, New Zealand, Jepang, Malaysia, Belgia dan Jerman. E. Lokasi Penyebaran Gerabah di Kabupaten Bantul Sentra Kerajinan Gerabah Kasongan, Bangunjiw0, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul dan sekitarnya. Jumlah Unit Usaha 441 unit usaha Jumlah Tenaga Kerja orang Produksi pcs/tahun Nilai Produksi Rp Sentra Kerajinan Gerabah Panjangrejo dan Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul dan sekitarnya. Jumlah Unit Usaha unit usaha Jumlah Tenaga Kerja 595 orang Produksi pcs/tahun Nilai Produksi Rp Sentra Kerajinan Gerabah Ngentak, Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul dan sekitarnya. Jumlah Unit Usaha 50 unit usaha Jumlah Tenaga Kerja 90 orang Produksi pcs/tahun Nilai Produksi Rp Kasongan Sentra Kerajinan Gerabah Kabupaten Bantul dikenal sebagai pusat kerajinan di Provinsi Yogyakarta. Banyak UKM-UKM di Bantul yang bergerak di bidang kerajinan. Salah satu yang menjadi ikon hasil kerajinan kabupaten Bantul adalah gerabah yang sentranya berada di Kasongan. Kasongan merupakan suatu sentra industri kerajinan gerabah/keramik yang saat ini sudah merupakan asset daerah, dengan pangsa pasar telah merambah ke pasar eksport. Kasongan merupakan desa wisata, tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan domestic, tetapi juga wisatawan mancanegara. Sebagai kawasan wisata kerajinan tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai bagi kepentingan pengembangan kawasan tersebut. Akses Kasongan secara administratif berada di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta atau berjarak kurang lebih 7 km ke arah selatan Kota Yogyakarta. Sangat mudah untuk mengunjungi Kasongan. Dari Jalan Bantul terus ke selatan sampai bertemu gerbang Kasongan berupa gapura besar yang diapit dua patung kuda. Di sepanjang jalan, akan banyak ditemukan showroom-showroom yang memamerkan beragam hasil kerajinan dari gerabah, seperti keramik guci, pot bunga, terra cotta, air mancur, patung Buddha dan kerajinan gerabah lainnya. Sejarah Sejarah Kasongan bermula dari matinya seekor kuda milik reserse Belanda di tanah milik seorang warga, karena takut dijatuhi hukuman oleh Belanda yang saat itu tengah menjajah Indonesia, ia pun merelakan kepemilikan hak tanahnya dan aksinya itu diikuti oleh beberapa warga yang juga merelakan kepemilikan hak tanah mereka. Pada akhirnya, sejumlah tanah tersebut diambil alih oleh warga desa lain. Penduduk lain yang tidak memiliki tanah akhirnya memulai kegiatan baru yaitu mengolah tanah liat menjadi mainan dan peralatan dapur. Destinasi Kasongan Kasongan merupakan suatu sentra industri kerajinan gerabah/keramik yang saat ini sudah merupakan asset daerah, dengan pangsa pasar telah merambah ke pasar eksport. Kasongan merupakan desa wisata, tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan domestic, tetapi juga wisatawan mancanegara. Sebagai kawasan wisata kerajinan tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai bagi kepentingan pengembangan kawasan tersebut. Lokasi Kasongan secara administratif berada di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta atau berjarak kurang lebih 7 km ke arah selatan Kota Yogyakarta. Sangat mudah untuk mengunjungi Kasongan. Dari Jalan Bantul terus ke selatan sampai bertemu gerbang Kasongan berupa gapura besar yang diapit dua patung kuda. Fasilitas Kasongan terus berkembang dari waktu ke waktu. Desa wisata ini telah menarik minat banyak wisatawan. Fasilitas yang ditawarkan pun beragam, diantaranya area parkir, mushola, toilet, penginapan, tempat makan, tempat oleh-oleh dan tempat belajar/edukasi kerajinan gerabah. Jam Buka Desa Wisata Kasongan buka mulai pukul – dan buka setiap hari. Apabila datang kesini saat sore hari, biasanya anda dapat belajar membuat kerajinan gerabah dengan santai tanpa harus memikirkan pengunjung lain yang baru datang. Selain itu, anda juga bisa belanja gerabah sepuasnya dengan harga yang dipatok murah karena anda membeli langsung dari produsennya. Harga Tiket Berbicara harga tiket, Desa Wisata Kasongan tidak menarik harga tiket kepada wisatawan jika dating kesini. Apabila datang ke tempat ini, anda hanya dikenakan biaya parkir sebesar hingga saja. Namun jika Anda ingin ikut belajar membuat gerabah sendiri, Anda akan dikenakan biaya sebesar saja. Hasil gerabah yang Anda buat pun bisa dibawa pulang. Jadiiii…. Anda dapat belajar dan membawa hasil karya anda sendiri ke rumah. W O W sekali kannn.. Binakarya Homestay, Tempat Favorit Makrab Mahasiswa Jogja Tempat makrab di Jogja sudah banyak bahkan tak terhitung jumlahnya, disini kami akan memberikan informasi bagi sobat mahasiswa jogja yang ingin mengadakan acara makrab dengan fasilitas lengkap dan harga terjangkau, dan lokasi tidak terlalu jauh dengan kota Yogyakarta. Binakarya Homestay adalah merupakan sebuah homestay yang terletak di Dusun Ngelosari Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul […] Baca Selengkapnya.. Puspita Batik Indigo Dewisaba Salah satu produk unggulan pariwisata Dewisaba adalah atraksi di Puspita Batik Indigo. Kita bahas satu persatu. Indigo merupakan zat warna biru yang didapatkan dari tanaman yang dengan nama latin Indigofera sp. Pada masa penjajahan, indigo merupakan salah satu komoditi ekspor penting pemerintah Hindia Belanda selain kopi, tebu, teh dan rempah-rempah. Kebijakan “cultuurstelsel” diimplementasikan oleh Gubernur Jendral […] Baca Selengkapnya.. Taman Jogo Bendung Di Desa Wisata Bendo ada Taman Jogo Bendung. Terdapat Taman Kuliner yang Menyediakan berbagai menu masakan Bubur Sore,Nasi Rames,Soto,Mie Ayam,Nasi Goreng,Bakmi Goreng dll Selain Kulineran juga bisa untuk Wisata Sepeda yang Rute nya dekat dengan lokasi Wisata yang lain. Diantaranya Embung Imogiri 1,Makam Seniman,Makam Raja Imogiri, joglo Opak,Bakso Tumpeng Dll Related posts No related posts. Baca Selengkapnya..

selain sebagai sentra industri gerabah kasongan juga merupakan salah satu